Hallo semuanya, saat ini sedang dibukanya rekrutmen Guru Penggerak yang tidak tahu akan sampai pada angkatan ke berapa. Saat ini juga saya mencoba untuk mengikuti seleksi Calon Pengajar Praktik, dan apa saja alasan saya untuk mengikuti program ini.
Di bawah ini adalah beberapa alasan yang menjadi dasar saya mengikuti program Calon Pengajar Praktik.
Motivasi Internal dan Eksternal
Saya sendiri merupakan alumni Guru Penggerak Angkatan 4 yang mengikuti Pendidikan selama 12 bulan yang semula direncanakan selama 9 bulan. Selama mengikuti program ini banyak pengalaman yang saya temui, khususnya ketika didampingi oleh PP saya. Nah, dari hal tersebut, saya terinspirasi oleh PP saya jika suatu saat nanti saya lulus dari PGP dan ada prekrutan menjadi CPP saya ingin mendaftar.
Mengapa? Karena sejatinya saya ingin mengabdi kepada dunia pendidikan, dengan cara memajukan pendidikan yang ada di Indonesia khsususnya dalam skala kecil memajukan pendidikan di daerah saya, yaitu Kabupaten Garut.
Selain itu, setelah mengikuti PGP, saya ingin berbagi ilmu yang sedikit ini kepada rekan-rekan guru lain yang sama antusiasnya mengikuti Program CGP sehingga bersama-sama bisa memajukan dunia pendidikan ini.
Terakhir, sebagai silaturahmi dengan rekan-rekan guru di luar sekolah saya seandainya nanti saya lolos menjadi Pengajar Praktik, seperti yang diketahui silaturahmi merupakan salah satu bentuk ibadah sesuai keyakinan agama saya.
Pengembangan Kompetensi Diri
Sebagai manusia biasa saya menyadari bahwa kompetensi saya harus terus diasah, dilatih, dan di kembangkan lebih baik lagi. Karena saya menyadari bahwa pengetahuan pada masa sekarang berkembang sangat cepat.
Adapaun yang saya lakukan untuk mengembangkan kompetensi diri saya, dengan melakukan beberapa hal. Pertama, saya senantiasa mempelajari dokumen-dokumen baru terkait dengan pendidikan dan pembelajaran, khsuusnya ketika sekarang sekolah saya menjadi SEKOLAH PENGGERAK.
Tentunya semua guru termasuk saya wajib mengetahui dan mempelajari berbagai dokumen yang berkaitan dengan kurikulum tersebut. Seperti, panduan penilaian, panduan projek P5, metode pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, platform Merdeka Mengajar, dll.
Yang kedua, saya saat ini mengikuti berbagai pengembangan diri, yaitu mengikuti pelatihan Sagusablog, dimana seorang guru mampu membuat blog untuk pembelajaran, kemudian, pelatihan TOT Sagusablog, pelatihan untuk menjadi pelatih bagi peserta yang mengikuti Pelatihan Sagusablog, kemudian pelatihan Sagusanov bidang Google Document, bagaimana pemanfaatan Google Docs dalam menunjang pekerjaan seorang guru, kemudian pelatihan Sagusanov Site, sama seperti Blogger, hanya menggunakan platform Google Drive.
Terakhir, pada Bulan November 2022 saya mengikuti pelatihan optimalisasi bahan ajar untuk mendukung Kurikulum Merdeka yang diselenggarakan secara online selama 4 hari.
Dukungan dari Pimpinan
Pimpinan saya di sekolah saat ini sangat mendukung sekali terhadap program-program atau kegiatan yang dilakukan oleh para guru khsusunya saya sendiri. Baik dukungan moril, spirit, maupun materil yang didukung dari pendanaan sekolah. Apalagi jika program-program tersebut berkaitan dengan visi sekolah yaitu Terbentuknya Pelajar yang Berkarakter, Berinovasi, dan Berani Unggul (Berkibar).
Kegiatan Kreatif Terbaik sebagai Guru
Belum banyak kegiatan kreatif yang saya lakukan di sekolah saya saat ini, tetapi dapat saya sampaikan beberapa yang pernah saya lakukan, baik secara mandiri maupun berkolaborasi dengan rekan-rekan yang lain, diantaranya:
- Mengembangkan aplikasi SIKAP bersama rekan CGP, awalnya Google Spreadsheet kemudian aplikasi khusus.
- Menggunakan metode pembelajaran yang mengadaptasi dari Google Maps
- Menggunakan alat evaluasi dengan Quizizz maupun Google Formulir
- Melakukan diagnosis awal pembelajaran menggunakan aplikasi Padlet
- Memfasilitasi kegiatan pembelajaran dengan aplikasi-aplikasi smartphone, seperti Geogebra, ChatGPT, atau Anthiago.com, untuk mengerjakan projek pembelajaran
Dampak dari Program
Bidang pembelajaran, saya melakukan pembelajaran tidak berdasarkan keinginan saya sendiri saja, tetapi para siswa dilibatkan ketika mereka akan belajar. Dari segi metode belajarnya, dari media yang akan digunakan, dari penilaian yang akan dilaksanakan, sehingga timbul kesepakatan-kesepakatan belajar yang melibatkan guru dan peserta didik.
Efek dari hal tersebut, anak-anak menjadi antusias dalam mengikuti pembelajaran Matematika, mereka tidak terbebani dengan penugasan-penugasan yang awalnya akan banyak, numpuk bahkan dikerjakan pun tidak karena mereka tidak paham dalam mengerjakannya.
Tetapi karena ada kesepakatan-kesepakatan tersebut, saya melihat dan merasakan langsung bagaimana para siswa menikmati setiap pertemuan. Ini terlihat dari indikator ketika ada tugas, 80% mereka mengumpulkan tepat waktu meskipun pekerjaannya belum tentu benar.
Dari penggunaan aplikasi dalam pembelajaran, tentunya saya lakukan agar mereka tidak selalu menggunakan HP mereka dengan game-game atau hanya sekedar scrolling Tiktok maupun IG, tetapi dimanfaatkan untuk mendukung proses pembelajaran.
Seperti, ketika murid tidak bisa menghitung faktorisasi persamaan kuadrat, maka dengan bantuan apliaksi, murid dapat menghitung persamaan tersebut tanpa harus mandeg di tengah-tengah. Atau ketika peserta didik tidak punya calculator scientific maka mereka dapat menginstallnya di Google Plasystore.
Faktor Penghambat
Ketika pertama kali menerapkan aplikasi SIKAP, hasil kolaborasi kami CGP dengan tim IT sekolah, nyatanya dalam pelaksanaannya, masih banyak para guru yang tidak terlalu memanfaatkan aplikasi tersebut untuk mencatat pelanggaran-pelanggaran tata tertib siswa yang terjadi. Sehingga laporan yang masuk ke kesiswaan sangat sedikit jumlahnya padahal setiap kali sekolah mengadakan refleksi akhir bulan nyatanya banyak pelanggaran-pelanggaran tata tertib.
Pernah ada yang mengemukakan bahwa guru-guru sudah banyak direpotkan dengan isian-isian yang harus dikerjakan, tidak friendlynya aplikasi, serta bagi guru-guru senior lebih mudah dicatat di buku agenda masing-masing.
Jalan keluarnya adalah membuat dengan lebih sederhana, menggunakan Google Spreadsheet serta hanya diisi oleh tim satgas penegakkan disiplin siswa.
Untuk aplikasi dalam pembelajaran, faktornya adalah pasti dalam masalah kuota yang dimiliki oleh para siswa, jalan keluarnya dengan theatring kepada guru, guru menyediakan wifi gratis dari HP masing-masing. Selain itu, HP mereka yang agak jadul juga terkadang menghambat, solusinya mengunakan secara bersamaan dengan teman sebangkunya atau menggunakan media biasa.
Memotivasi Rekan Guru Lain agar Maju
Sebetulnya saya memiliki kelemahan diri dalam memotivasi atau mengajak orang lain, karena selalu ada perasaan yang terlalu over thinking. Namun, ketika saya pindah bertugas di sini, saya melihat banyak sekali rekan-rekan saya yang ternyata bisa mengajak orang lain dan orang tersebut sangat antusias atau senang ketika diajak.
Memang ada satu dua orang yang kurang antusias, tetapi itu mungkin dinamikanya. Maka saya pun mulai memberanikan diri untuk memotivasi rekan saya yang lain. Seperti, ketika ada pelatihan, saya share informasi tersebut disertai dengan caption ajakan yang positif, atau ketika saya mendapatkan pengetahuan baru saya berani untuk berbagi ketika ada kumpulan obrolan ringan.
Bahkan beberapa kali saya pernah diberi kesempatan untuk berbicara di depan forum, baik ketika ada IHT, evaluasi projek P5, dan sekarang ketika pembentukan komunitas praktisi di sekolah.
Jadi, kesimpulannya, saya memotivasi rekan lain, dan saya sendiri juga melakukan apa yang pernah saya share kepada rekan lain, tidak sekedar memberikan solusi tetapi harus mampu menjadi contoh bagi rekan guru lain.
Strategi yang Dilakukan untuk Menyelesaikan Program
Menyelesaikan suatu program pelatihan guru bisa menjadi tantangan yang besar, terutama jika program tersebut melibatkan banyak tugas dan tanggung jawab. Berikut adalah beberapa tips dan strategi yang saya lakukan agar dapat menyelesaikan program pelatihan guru dengan sukses.
Buat jadwal yang teratur: Saya menentukan jadwal yang realistis untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab saya. Saya memilih waktu yang tepat untuk mengerjakan tugas, sehingga saya bisa fokus dan bekerja lebih efektif.
Prioritaskan tugas: Tentukan tugas mana yang paling penting dan mendesak, lalu kerjakan terlebih dahulu. Atur waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Gunakan teknologi: Saya menggunakan teknologi untuk membantu menyelesaikan tugas dengan lebih cepat dan efisien. Misalnya, menggunakan aplikasi atau software yang sesuai untuk membuat presentasi atau mengatur data.
Manfaatkan sumber daya: Tidak ragu untuk meminta bantuan dari rekan kerja atau pengajar yang berpengalaman. Saya memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk membantu menyelesaikan program pelatihan.
Jaga keseimbangan: Saya memastikan tetap menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan waktu luang. Istirahat yang cukup dan mengatur waktu dengan baik tentunya membantu saya menyelesaikan program pelatihan dengan lebih efektif.
Berkomunikasi dengan baik: Tidak ragu untuk berkomunikasi dengan rekan kerja jika saya mengalami kesulitan atau perlu bantuan. Komunikasi yang baik dapat membantu saya menyelesaikan tugas dengan lebih mudah dan cepat.
Tetap fokus pada tujuan: Saya senantiasa mengingat tujuan dalam mengikuti program pendidikan ini dan tetap fokus pada tujuan tersebut. Hal ini dapat membantu saya tetap termotivasi dan menyelesaikan program dengan sukses.
Dengan menerapkan tips dan strategi di atas, saya berharap dapat menyelesaikan program pelatihan guru dengan sukses dan lulus CPP serta menjadi pengajar praktik yang lebih baik.
0 Komentar